Siapa yg mau minuman ala spongebob? tersedia di kali terdeka
comment oke!
New World
Senin, 23 Juli 2012
Kamis, 19 Juli 2012
Anggun-Mimpi
Dalam hitam kelap malam
Ku berdiri melawan sepi
Di sini di pantai ini
Telah terkubur sejuta kenangan
Di hempas keras gelombang
Dan tertimbun batu karang
Yang tak kan mungkin dapat terulang
Wajah putih pucat pasi
Tergores luka di hati
Matamu membuka kisah
kasih asmara yang telah ternoda
Hapuskan semua khayalan
Lenyapkan satu harapan
Kemana lagi harus mencari
Kau sandarkan sejenak beban diri
Kau taburkan benih kasih
Hanyalah emosi
Melambung jauh terbang tinggi
Bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi
Setelah aku sadar diri
Kau tlah jauh pergi
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi
Kini hanya rasa rindu
Merasuk di dada
Serasa sukma melayang pergi
Terbawa arus kasih membara
Jumat, 13 Juli 2012
Kamis, 12 Juli 2012
Pohon Yang Tumbang Karena Dicaci-maki
Ada salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di
sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan, yakni
meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan
apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk
dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati.
Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan
memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu
bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak
sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam,
selama kurang lebih empat puluh hari.
Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu
perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya
juga mulai akan rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan dengan
demikian, mudahlah ditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini
sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka
telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap
mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut
kehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati.
Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk
primitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yang
jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada
mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ? Ayo cepat ! Dasar lelet! Bego
banget sih. Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan? Jangan
main-main disini! Berisik ! Bising !
Atau, pernahkah Anda berteriak kepada orang tua Anda karena merasa
mereka membuat Anda jengkel ? Kenapa sih makan aja berceceran ? Kenapa
sih sakit sedikit aja mengeluh begitu? Kenapa sih jarak dekat aja minta
diantar ? Mama, tolong nggak usah cerewet, boleh nggak? Atau, mungkin
Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa
sakit hati? Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!
Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa ! Aduh. Perempuan kampungan
banget sih !?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya? E, tolol. Soal
mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu jadi pinter? Atau seorang atasan
berteriak pada bawahannya saat merasa kesel? Karyawan kayak kamu tuh
kalo pergi aku kagak bakal nyesel. Kerja gini nggak becus ? Ngapain gue
gaji elu ?
Ingatlah ! Setiapkali Anda berteriak pada seseorang karena merasa
jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh
penduduk kepulauan Solomon ini.
Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai
mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang
mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan
karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh
yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah
untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita
perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh
jaraknya, bukan? Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan
emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya
beberapa belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya,
meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begituuuu
jauhnya. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak !
Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha
melukai serta mematikan roh pada orang yang dimarahi kerena
perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita
berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.
Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada
orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati,
janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda
ingin segera membunuh roh pada orang lain ataupun roh pada hubungan
Anda, selalulah berteriak.
Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin
dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai
balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
Bagaimana? masih mau berteriak?
3 Kumpulan Cerita Lucu Penyegar Pikiran Hari Ini
Suatu hari....datang seorang lelaki hendak membeli obat
pedagang : ada yg bisa saya bantu ?
pembeli : y, apa ada obat sakit kepala ?
pedagang : oh maaf, ini toko elektronik, bukan apotek
pembeli : apa ada obat kuat ?
pedagang : sudah saya bilang tidak ada.....
pembeli : klo begitu, apa ada obat sakit gigi ?
pedagang : jika anda masih menanyakan obat, saya akan paku mulut anda....!!!
pembeli : apa ada paku ?
pedagang : tidak ada, ini bukan toko bangunan...!!!!
pembeli : klo begitu....apa ada obat batuk ?
Jam Di Surga
Bermula saat ada serombongan manusia yang sedang menunggu masuk di pintu sorga. Mereka dipanggil masuk satu persatu oleh pejabat malaikat yang bertugas di sana.
Di dinding belakang tergantung puluhan jam dinding sebagaimana layaknya yang terlihat di bandara udara saja.
Tetapi ada perbedaannya dengan jam yang ada di dunia ini. Kalau jam di dunia menunjukkan posisi waktu yang berbeda-beda untuk berbagai kota tujuan, jam dinding di sorga juga berbeda kecepatan putarannya.
Salah seorang yang agak bingung bertanya kepada malaikat di sana.
"Hi..malaikat, mengapa jam-jam ini putarannya berbeda-beda," tanya manusia tersebut kepada malaikat.
"Oh itu, jam yang tergantung di sana menunjukkan tingkat kejujuran pejabat pemerintah yang ada di dunia sewaktu Anda hidup," jawab sang malaikat.
"Semakin jujur pemerintahan di negara Anda, jam negara Anda disini semakin lambat. Sebaliknya semakin korup pejabat pemerintah negara Anda, semakin cepat pula jalannya," lanjut sang malaikat.
"Coba lihat," kata seorang yang sedang antri kepada yang lainnya, "jam Philipina berputar kencang. Berarti memang benar Marcos banyak korupsi tuh."
"Itu lagi...itu lagi...!!!!" seru yang lainnya, "Jam Kongo, negaranya Mobutu Seseseko berputar tidak kalah cepat dari jam Philipina."
Mereka semua terlihat asik menikmati perputaran jam-jam tersebut. Tapi mereka mencari-cari, dimana gerangan jam Indonesia. Salah seorang dari mereka memberanikan diri menanyakan kepada malaikat tadi.
"Hi..malaikat, dimanakah gerangan jam Indonesia?" tanya manusia tersebut.
"Oh, jam Indonesia...Kami taruh dibelakang dapur. Sangat cocok dijadikan kipas angin," jawab sang malaikat
Belum Tahu Surga Dunia
Seorang pemuda desa kuat iman, sampai saat mau meninggal di umur 90 masih perjaka asli.
Dia pun ingin tulisan di batu nisan nya sebagai berikut: “Aku lahir perjaka, muda perjaka, tua perjaka, dan mati juga masih perjaka.”
Tukang batu nisan bingung karena tulisannya kepanjangan, akhirnya ditulisnya sebagai berikut:
“BELUM TAHU SURGA DUNIA”
pedagang : ada yg bisa saya bantu ?
pembeli : y, apa ada obat sakit kepala ?
pedagang : oh maaf, ini toko elektronik, bukan apotek
pembeli : apa ada obat kuat ?
pedagang : sudah saya bilang tidak ada.....
pembeli : klo begitu, apa ada obat sakit gigi ?
pedagang : jika anda masih menanyakan obat, saya akan paku mulut anda....!!!
pembeli : apa ada paku ?
pedagang : tidak ada, ini bukan toko bangunan...!!!!
pembeli : klo begitu....apa ada obat batuk ?
Jam Di Surga
Bermula saat ada serombongan manusia yang sedang menunggu masuk di pintu sorga. Mereka dipanggil masuk satu persatu oleh pejabat malaikat yang bertugas di sana.
Di dinding belakang tergantung puluhan jam dinding sebagaimana layaknya yang terlihat di bandara udara saja.
Tetapi ada perbedaannya dengan jam yang ada di dunia ini. Kalau jam di dunia menunjukkan posisi waktu yang berbeda-beda untuk berbagai kota tujuan, jam dinding di sorga juga berbeda kecepatan putarannya.
Salah seorang yang agak bingung bertanya kepada malaikat di sana.
"Hi..malaikat, mengapa jam-jam ini putarannya berbeda-beda," tanya manusia tersebut kepada malaikat.
"Oh itu, jam yang tergantung di sana menunjukkan tingkat kejujuran pejabat pemerintah yang ada di dunia sewaktu Anda hidup," jawab sang malaikat.
"Semakin jujur pemerintahan di negara Anda, jam negara Anda disini semakin lambat. Sebaliknya semakin korup pejabat pemerintah negara Anda, semakin cepat pula jalannya," lanjut sang malaikat.
"Coba lihat," kata seorang yang sedang antri kepada yang lainnya, "jam Philipina berputar kencang. Berarti memang benar Marcos banyak korupsi tuh."
"Itu lagi...itu lagi...!!!!" seru yang lainnya, "Jam Kongo, negaranya Mobutu Seseseko berputar tidak kalah cepat dari jam Philipina."
Mereka semua terlihat asik menikmati perputaran jam-jam tersebut. Tapi mereka mencari-cari, dimana gerangan jam Indonesia. Salah seorang dari mereka memberanikan diri menanyakan kepada malaikat tadi.
"Hi..malaikat, dimanakah gerangan jam Indonesia?" tanya manusia tersebut.
"Oh, jam Indonesia...Kami taruh dibelakang dapur. Sangat cocok dijadikan kipas angin," jawab sang malaikat
Belum Tahu Surga Dunia
Seorang pemuda desa kuat iman, sampai saat mau meninggal di umur 90 masih perjaka asli.
Dia pun ingin tulisan di batu nisan nya sebagai berikut: “Aku lahir perjaka, muda perjaka, tua perjaka, dan mati juga masih perjaka.”
Tukang batu nisan bingung karena tulisannya kepanjangan, akhirnya ditulisnya sebagai berikut:
“BELUM TAHU SURGA DUNIA”
Langganan:
Postingan (Atom)